Hidup Dalam Frames Per Second


Kita hidup—atau mungkin sekedar merasa hidup— dan kita ada—atau mungkin juga sekedar merasa ada. Lepas dari apakah kita benar-benar hidup dan apakah kita benar-benar ada, yang jelas, kita di sini adalah para pencari hakekat dan tujuan yang hendaknya tidak pernah berhenti untuk selalu mereka-reka dan memproduksi konsep.

Membangun sebuah konsep tentang hidup adalah suatu proses reka-reka dengan melibatkan seluruh diri dan pengalaman kita. Secara konkrit, awam memahami hidup dengan adanya gerak. Bahkan dalam definisi yang lebih konkrit, hidup adalah merupakan gerak itu sendiri.

Bila kita memahami hidup sebagai gerak, maka sebelumnya kita perlu memahami apa itu gerak. Mungkin akan mengherankan bagi anda apabila saya mengatakan bahwa pergerakan itu selalu terkait dengan obyek yang selalu diam dan waktu yang selalu tidak pernah diam. Bila anda pernah mempelajari teknik animasi, maka anda akan melihat bahwa di situ suatu pergerakan adalah merupakan rangkaian dari gambar-gambar (biasa disebut frame-frame) tersusun yang muncul secara bergantian dengan durasi penundaan berdasarkan waktu. Maka muncullah istilah frame(s) per second (fps) atau frame(s) per detik. 25 fps menunjukkan bahwa yang dimunculkan dalam animasi adalah 25 gambar per detik secara bergantian. Sehingga “pergerakan” dalam teknik animasi tidak pernah lepas dari gambar-gambar yang pada dasarnya diam dan waktu yang tidak pernah diam.

Kita terapkan konsep ini untuk memahami hidup sebagai gerak. Mungkinkah gerakan yang kita lakukan bisa juga dibagi dalam hitungan fps?

Komentar

Postingan Populer