Mengembalikan Kebiasaan Menulis


Menciptakan kebiasaan menulis, ternyata gampang-gampang susah. Dulu, seingat saya, ketika saya masih menjalani masa pengabdian (praktek mengajar) di Balai Pendidikan Pondok Pabelan Magelang, saya menulis hampir setiap hari. Waktunya tidak tentu, tetapi paling sering adalah pada malam hari ketika menjelang tidur. Saya juga, ketika itu, sangat suka tidur dengan ditemani tumpukan buku-buku bacaan maupun buku harian yang saya letakkan sangat dekat dengan kepala saya. Saya merasa ada energi yang terus-menerus mengalir bolak-balik antara otak saya dengan buku-buku itu.

Pada masa pengabdian itu, menulis telah menjadi kebiasaan yang saya rasakan sangat menyenangkan—sekaligus positif. Menulis juga telah memberi saya banyak inspirasi, semangat serta acapkali sangat membantu dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup. Hidup pun terasa lebih hidup karenanya. Beberapa buku diary (buku harian) yang berisi tulisan-tulisan saya ketika itu, masih tersimpan sampai sekarang. Buku-buku yang pada beberapa bagian dari isinya tidak jarang membuat saya merasa tidak nyaman kalau sampai terbaca oleh isteri saya (he he). Sesekali saya buka buku-buku itu, dan selalu saja ada bagian dari catatan-catatan itu yang membuat saya tersenyum ketika membacanya.

Sayangnya, kebiasaan menulis itu telah lama saya tinggalkan. Seingat saya, awal mulanya adalah ketika telah habis masa pengabdian saya di pondok, kemudian saya beranjak ke Surakarta untuk bekerja sekaligus mendalami ilmu komputer di rumah sekaligus tempat usaha kakak sepupu saya. Nah, di sana, kebiasaan menulis itu mulai saya tinggalkan dan berganti dengan kebiasaan mengutak-atik komputer siang-malam. Ketika masih di pondok, saya juga sudah banyak berurusan dengan komputer, namun waktu yang saya gunakan untuk itu tidak sebanyak ketika saya berada di Surakarta.

Tidak lama saya tinggal dengan kakak sepupu saya itu, hanya kurang lebih satu bulan lamanya. Sebab, saya kemudian mendapat tawaran beasiswa untuk kuliah di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta. Di kota gudeg, saya menempati kamar kost yang berada di dalam lingkungan kampus bersama dua orang teman saya yang sama-sama mendapat beasiswa. Di sana, saya mulai sedikit-sedikit membiasakan diri lagi untuk menulis catatan harian. Tapi rupanya, terlalu banyak hal yang mengalihkan perhatian saya dari usaha itu, sehingga usaha itu tidak berjalan dengan mulus. Sekarang, setelah empat tahun saya selesai kuliah dan memiliki seorang isteri juga seorang anak, saya rupanya telah menjadi sangat jarang menulis. Alhasil, ketika hendak memulai lagi kebiasaan menulis atau berusaha amenikmati proses menulis seperti malam ini, otak saya rasanya seperti mesin yang telah lama kehabisan oli. Seret dan macet-macet.

Tapi, bismillah, saya harus berusaha membiasakan diri lagi. Menulis adalah kegiatan positif yang teramat sayang untuk tidak dilakukan. Apalagi, mubadzir kalau blog ini tidak termanfaatkan dengan baik. Saya berharap, mudah-mudahan rencana saya untuk membiasakan diri lagi untuk menulis kali ini bisa berjalan dengan baik. Sekaligus, mudah-mudahan tulisan saya ini ada manfaatnya bagi yang membaca. Amin.

Komentar

Postingan Populer